Budaya

Nats Alkitab : Kejadian 1:27, 28 ; 2:15

Sebagian besar orang Kristen tidak melihat pentingnya mandat budaya. Tetapi jikalau kebudayaan merupakan sesuatu yang tidak penting, mengapa kita banyak menghabiskan waktu di dalamnya ? Dalam posisi ini kita harus meminta kepekaan pada Tuhan untuk melihat apa yang salah dengan kebudayaan sekarang. Kita sedang berenang dan tenggelam dalam kebudayaan. Saya akan membagi pembahasan ke dalam 4 hal.

A. DEFINISI BUDAYA
Apa itu budaya ? Mencakup apa sajakah budaya ? Budaya mencakup segala sesuatu yang diusahakan untuk dicapai oleh manusia. Budaya itu berbeda dengan ciptaan. Ciptaan adalah karya Allah secara langsung, sedangkan budaya adalah sesuatu yang Allah ciptakan melalui manusia. Hal yang lain adalah budaya itu harus memiliki people, land and history. Di situ ada etnik, ada tempat etnik tumbuh kembang, dan memiliki ciri homogen dari komunitas itu. Ada suatu soul of society, demikian definisi dari Pdt. Dr. Stephen Tong. Lalu, center dari budaya itu adalah worldview. Jadi, apa yang dicakup oleh kebudayaan ? Budaya mencakup aktivitas, tingkah laku, semangat dan arah masyarakat. Budaya juga termasuk dunia ilmu, filsafat, politik, ekonomi, agama, pendidikan, teknologi, media, periklanan, hiburan. Budaya mencakup kehidupan pernikahan, keluarga, pengutaraan emosi dan kehendak di dalam relasi sosial, ekspresi manusia dalam suka-duka, marah dan sebagainya. Budaya juga mencakup standar yang menjadi dasar dan kewajiban dari perilaku manusia. Budaya juga memberikan pengaruh bagi konsistensi, semangat juang dan perjalanan suatu bangsa untuk maju. Pdt. Dr. Stephen Tong mengatakan bahwa kebudayaan adalah the way of thinking dan the way of living. Lausanne Committee on World Evangelism mendefinisikan kebudayaan sebagai, “Suatu sistem yang mengintegrasikan kepercayaan, nilai, kebiasaan, dan lembaga yang mengekspresikan kepercayaan, nilai dan kebiasaan tersebut. Semua ini mengikat suatu masyarakat menjadi satu dan memberikan identitas, martabat, rasa aman, dan keberlangsungan hidup.”


B. ALKITAB DAN KEBUDAYAAN
Kejadian 1:27, 28 ; Kejadian 2:15. Di sini ada tiga hal yang penting. Pertama, manusia diciptakan sebagai image of God. Raja-raja dari Timur dekat kuno, ketika mereka menguasai daerah lain, mereka meletakkan patung mereka di wilayah kekuasaan. Patung ini menjadi representasi sang raja. Tugas yang merepresentasikan sang raja adalah menyatakan siapa rajanya dan memastikan bahwa kehendak sang raja boleh terjadi dalam tempat di mana dia menjadi representasi. Dengan demikian, kita menjadi wakil Allah bagi dunia ini. Yang kedua, kita juga menjadikan tujuan hidup kita hanya agar kehendak Allah jadi. Apa panggilan hidupmu ? Apakah engkau menggumulkan terus panggilan Allah ? Ataukah berjalan di dunia ini dengan enteng ? Gumulkan panggilan Tuhan dalam hidupmu dan genapilah sebelum engkau mati. Dalam Kejadian 1:28 Allah memberkati mereka dan berfirman supaya manusia memenuhi bumi. Allah menciptakan manusia dan Allah berfirman. Berarti manusia ada hanya untuk menggenapkan firman Allah ! Kita ada untuk Allah, bukan Allah ada untuk kita. Tidak ada satupun dari kita yang diciptakan tanpa adanya misi dari Allah. Ada satu rencana, kehendak, dan perintah Tuhan yang harus digenapi. Kejadian 1:28 muncul mandat budaya. Alkitab tidak mengatakan bahwa Allah menciptakan kebudayaan, tetapi Alkitab mengatakan bahwa manusia diperintahkan untuk berbudaya. Ingat bahwa perintah Allah harus ditaati demi kemuliaan Allah. Manusia juga diperintahkan untuk memelihara taman. Ini berarti manusia diperintahkan untuk menjadi raja yang melayani. Kejadian 2:15, ketika kata mengusahakan dipakai, sama dengan ketika imam mempersembahkan korban kepada Allah. Maka baik budaya maupun ibadah harus menjadi tempat yang penuh dengan kemuliaan Allah. Setelah manusia jatuh dalam dosa, budaya adalah gabungan antara anugerah umum Allah dan evil (kejahatan). Secara anugerah umum manusia dapat menghasilkan sesuatu yang berguna. Ada enam poin yang menjadi ciri dari kebudayaan yang telah jatuh dalam dosa :
1. Ada hal evil yang berada dalam suatu kebudayaan.
2. Tidak ada lagi suatu kebudayaan yang sempurna dalam kebenaran, keindahan dan kebaikan sesuai apa yang dikehendaki Allah.
3. Tidak ada standar dalam budaya yang ada di dunia.
4. Kemajuan kebudayaan selalu disertai dengan elemen self-centeredness, self-worship. Makin menemukan sesuatu makin mengagungkan diri.
5. Budaya makin lama makin rusak. Sejak zaman kitab Perjanjian Lama sampai dengan Kitab Wahyu. Prinsip dari Reformed Theology : makin lama anugerah umum akan ditarik perlahan-lahan.
6. Budaya yang telah dicemari dosa menghantar manusia ke dalam ketidakpastian. Makin tingginya suatu budaya, makin menunjukkan banyaknya gejala sakit jiwa, bunuh diri, dan berbagai ancaman baik itu nuklir, AIDS, pencemaran lingkungan, kekacauan sistem dan lain sebagainya.


C. MANDAT BUDAYA
Definisi pertama untuk mandat budaya adalah kita dipanggil untuk menggali hikmat Allah dalam setiap area hidup kita untuk mengisi bumi dengan kreativitas. Inilah mandat yang Tuhan berikan kepada kita. Kalau perintah dalam Kejadian 1:27 dan 28 tidak ditarik, maka kita harus sungguh-sungguh mengali seluruh potensi diri. Inilah panggilan kita. Yang mencegah kita untuk menggali potensi adalah kemalasan. Kemalasan tidak ada obatnya. Orang malas tidak mungkin dipakai oleh Tuhan dan semua orang malas akan membuat keluarganya hancur. Selanjutnya, yang kedua, mandat budaya adalah menggunakan firman Allah untuk mentransformasi dunia. Mempengaruhi dunia dengan hidup yang telah diubah oleh firman Allah. Gereja sebagai saksi dari Kerajaan Allah memiliki mandat ganda, yakni penginjilan dan perwujudan fisik dari kerajaan tersebut. Allah memberikan mandat bagi kita untuk menyuarakan standar ilahi dan kehendak Allah mlai dari setiap aspek hidup kita sampai kepada seluruh tatanan kebudayaan di mana kita ditempatkan. Kuyper menyatakan bahwa gereja adalah produk kebenran (Firman Tuhan), penghantar kebenaran, penjaga kebenaran, penterjemah kebenaran dan pem-proklamasi kebenaran kepada dunia. Augustinus dan Calvin berpendapat bahwa komitmen seseorang/gereja kepada Kristus dinyatakan dengan mentransformasi kebudayaan menuju kepada pengejaran akan sifat ilahi. Karena Kristus telah mengubah manusia dan institusi sosial (kebudayaan) di zamannya. Gereja masa kini haruslah meneruskan pekerjaan Allah tersebut melalui aktivitas kebudayaan mereka sehari-hari. Justin Martyr juga percaya bahwa kebudayan dapat ditawan kepada ke-Tuhan-an Kristus. Menekankan pandangannya pada kuasa Allah dan kemenangan Kristus. Dr. Abraham Kuyper memiliki pandangan yang sama, dengan menempatkan kemuliaan Allah di pusat pemikiran keKristenan terhadap budaya.

Tujuan akhir dari semua ini adalah kemuliaan Kristus dalam seluruh bidang kehidupan. Allah dipermuliakan. Kristus yang menjadi terutama dalam hidup kita. Pencapaian budaya bukanlah goal/tujuan akhir kehidupan. Tujuan kita adalah penyebaran pemerintahan Allah di dunia, dengan jalan salib dan kemenangan Kristus. Kristus, melalui firman-Nya adalah penghancur, pencipta dan pelindung kebudayaan. Kristus, melalui firman-Nya adalah penebus kebudayaan. Kristus, melalui firman-Nya, Dia lah yang menetapkan standar, arah dan nilai kebudayaan. Kristus, melalui firman-Nya, Dia lah yang menghakimi kebudayaan dan masyarakat.

Disarikan dari :
Ringkasan khotbah Ev. Agus Marjanto pada sesi 5 (Kapita Selekta) di buku ringkasan khotbah National Reformed Evangelical Youth Convention (NREYC) 2006

Rusaknya suatu budaya selalu dari jatuhnya moral... dalam sejarah, banyak budaya berkembang dengan sangat pesatnya bahkan di perkirakan mempunyai perkembangan teknologi yang jauh lebih tinggi dari manusia modern sekarang, awalnya semua diawali dari masa-masa agung dimana manusia masih menyatu dengan alam dan harmonis dengan sifat alam... namun dari generasi ke generasi kebudayaan yang diwariskan jg menjadi rusak dengan jatuh nya moralitas manusia,,, sekarang kota-kota peninggalan sejarah banyak ditemukan di lautan....

weh ga ngerti..

*Bismillahirrahmanirrahim*

itu aja dah.. hehehehe..


bapho dududddddddddd...


Nyeh~

Nyeh~ wokwokwokwkwk.... yah ... aku setuju klo perkembangan budaya itu sejalan dgn moralitas masyarakat tsb...

Contoh : Ditemukannya manusia duyung, menimbulkan pertanyaan : Apakah ini adalah orang-orang yang selamat dari kemusnahan peradaban manusia dahulu kala? Karena telah lama di laut, manusia beradaptasi dan berevolusi menjadi duyung... (Misteri besar yang hanya bisa dipecahkan dengan jalan spiritual, bahkan banyak teori2 Ilmiah terpatahkan belakangan ini, menandakan Ilmiah tidak absolut dan tidak 100 % benar)

* Ilmiah ---> menjadi budaya manusia modern secara meng-GLOBAL, sifatknya skeptik, tidak percaya hal2 spiritual (padahal fenomena2 yang ditunjukkan nyata) tetapi karena tidak sanggup dipecahkan oleh Ilmiah , maka disebut Tahayul LOL ini lah perkembangan budaya modern (silakan dikoreksi klo ada yg salah =.=a)